Apendicitis (Laporan Pendahuluan)

LAPORAN PENDAHULUAN
APENDICITIS
DIFINISI
Apendicitis      adalah inflamasi appendik vermiformis yang disebabkan oleh obstruksi akibat infeksi, benda asing atau tumor. (Sandra M. Nettina, 2002).
Apendicitis      mengacu pada radang apendiks, suatu hambatan seperti kantong yang  tidak berfungsi terletak pada bagian inferior dari caceum. (Barbara Engram, 1999).
KLASIFIKASI APENDICITIS
Peradangan Apendicitis ada 2 macam yaitu :
  1. Peradangan Apendiks Akut
  2. Peradangan Apendik Kronik
Appendiktomi adalah sutu tindakan pembedahan/ pemotongan organ tubuh bagian apendik.
ANATOMI dan FISIOLOGI
Makanan beredar dari mulut (dikunyah) kemudian melalui faring menuju esophagus masuk ke lambung kemudian ke duodenum disini terjadi absorsi hasil pencernaan selanjutnya menuju ke kolon untuk terjadi penyerapan air, makanan yang sudah terjadi penyerapandihantar kerektum menuju anus. Appendiks (usus buntu) tidak mempunyai fungsi secara jelas namun merupakan suatu organ pertahanan terhadap infeksi.
ETIOLOGI
Appendicitis dapat disebabkan oleh:
Kuman masuk dari kolon kedalam appendiks dapat menginfeksi lapisan appendiks kuman dari infeksi organ lain masuk kedalam pembuluh darah kemudian dibawa ke appendiks dan menginfeksi lapisan infesi appendiks, sebagkai lapian dari feases dapat melukai lapisan apendiks atau membuat lokasi di appendiks sehingga mengakibatkan tekanan pada apendiks dan mengurangi sirkulasi darah.
TANDA dan GEJALA
Apendicitis akut
Kejang perut, nyeri dimulai diepigastrium, periumbilikus seluruh abdomen dan kemudian menetap dikuadran kanan bawah. Sifat sifat nyeri berdenyut, mual dan muntah yang timbul setelah 3 x 4 jam dari serangan nyeri. Peningkatan suhu dan denyt nadi. Nyeri tekan perut kanan bawah (pada titik MC Burney). Pada pemeriksaan laboratorium akan ditemukan peningkatan leukosit (10.000 /mm- 16.000/mm). keadaan umum tampak kesakitan jalan membungkuk miring kekanan.
Apendicitis kronik
Gejala dan tanda lebih samar disbanding dengan apendiksitis akut, nyeri yang timbul pada perut kanan bawah. Pada pembuluh darah leukosit dalam batas normal (5000- 10.000/mm3). Dengan suhu tubuh normal.

 

                                               
                                                           
                                               
                                                           
                         
                       
                                   
                                                                                                                                                                                               
                                        
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan urine rutin
Hasil = ditemukan sejumlah kecil eritrisit dan leukosit.
Pemeriksaan darah
Hasil = leukositosis diatas 12.000/mm3, neutrofil meningkat sampai 75%
Foto abdomen
Hasil = Dapat menyatakan adanya pengerasan material pada apendiks iileus,
Pemeriksaan fisik
Pada appendicitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang (distensi). Pada perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri (Blumberg sign) yang mana merupakan kunci dari diagnosis apendicitis akut.Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai di angkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan adanya peradangan usus buntu semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau vagina menimbulkan rasa nyeri juga. Suhu dubur (rectal) yang lebih tinggi dari suhu ketiak (axilla), lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.
Pemeriksaan laboratorium
Hasil = Ditemukan peningkatan leukosit (10000/mm3- 16.000/mm3).
Pemeriksaan Rectal Taucer yaitu pada pasien appendikcitis akan merasakan sakit pada pemerikaan ini. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membedakan dengan kelainan pada rongga pelvis.
KOMPLIKASI
Peritonitis
Dapat terjadi apabila appendiks yang membengkak pecah, atau dapat terjadi bla appendiks ruptur.
Perforasi/ rembes usus
Abses
PENATALAKSANAAN MEDIK
Apendiktomi ( pengangkatan apendiks ) merupakan tindakan satu-satunya
Tindakan pre operative
  1. Observasi
Dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala apendiksitas sering kali belum jelas. Dalam keadaan ini obsevasi ketat perlu dilakukan,pasien diminta melakukan tirah baring dan dipuasakan. Laksatif tidak boleh diberikan bila dicurigai bila adanya apendiksitis ataupun bentuk peritonitis lainnya. Pemeriksaan abdomen dan rectal serta pemeriksaan darah ( leukosit ) dihitung secara periodik. Foto abdomen dab thorax dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit lainpada kebanyakan kasus, diagnosis ditegakan dengan lokalisasi nyeri didaerah kanan bawah dalam 12 jam setelah timbulnya keluhan.
  1. Anti biotik dan kompresuntuk menurukan suhu penderita.
  2. Bersihkan daerah perut bawah dan pubis (dicukur )
Operasi apendiktomi
Tindakan pasca operasi
  1. observasi vital sigh untuk mengetahui terjadinya perdarahan didalam, syok, hipertermia atau gangguan pernapasan. Angkat zoned lambung bila pasien telah sadar, sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicengah.
  2. Baringkan pasien dalam keadaan fowler.
  3. Pasien dikatakan baik apabila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama itu pasien dipuasakan. Bila operasi lebih besar, misal : pada perforasi/ peritonitis umum puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali normal, kemudian berikan minum  mulai 15 ml/jam selama 4-5 jam lalu naikkan menjadi 30 ml/jam. Keesok harinya diberi makan saring, dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.
  4. Satu hari post op dianjurkan duduk tegak ditempat tidur selama 2x 30 menit. Pada hari ke 2 pasien dapat berdiri dan duduk diluar kamar, pada hari ke 7 jahitan dapat diangkat dan pasien boleh pulang.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
  1. Aktivitas atau istirahat
Gejala :  Malaise
  1. Sirkulasi
Tanda :  Takikardia
  1. Eliminasi
Gejala :   Konstipasi pada awitan awal
Diare ( kadang-kadang )
Tanda :   Distenil abdomen, nyeri tekan/ nyeri lepas, kekakuan
Penurunan atau tidak ada bising usus.
  1. Makanan/ cairan
Gejala :  Anonexia, mual/ muntah.
  1. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus, yang yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik MC. Burney, meningkat karena berjalan,bersin, batuk dan napas dalam.
Keluhan berbagai rasa nyeri/ gejala tak jelas
Tanda :   Perilaku berhati- hati, berbaring kesamping atau terlentang dengan lutut ditekuk, meningkatnya nyeri pada kuadran bawah karena posisi ekstensi kaki kanan/ posisi duduk tegak.
Nyeri lepas pada sisi kiri diduga inflamasi peritoneal.
  1. Keamanan
Tanda :  Demam ( biasanya rendah )
  1. Pernapasan
Tanda :  takipnea, pernapasan dangkal.
  1. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala :  Riwayat kodisi lain yang berhubungan dengan nyeri abdomen
Contoh :  Pielitis akut, batu uretra, salpingitis akut, ileitis regional
Dapat terjadi pada berbagai usia.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan yang sering muncul
  1. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan usus oleh inflamasi adanya insisi bedah.
  2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah.
  3. Kurang perawatan diri berhubungann dengan kelemahan.
  4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pronosis dengan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak/ kurang mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi.
  5. Risti infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatnya pertahanan utama perporasi atau ruptur pada apendiks,peritonitis, pembetukan abses, prosedur inpasif,insisi bedah.

DAFTAR PUSTAKA
Acusculapius,2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, jilid 2. Fakultas Kedokteran, UI : Jakarta
Egram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3. Buku kedokteran, EGC: Jakarta.
Doenges, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Buku Kedokteran, ECG : Jakarta.
Udin, Naziruddin. 1998.Perawatan VA, FKPP- spk sejawa barat, Bandung.
Syaifuddin, H, B.AC, Drs. 1997. Anatomi Fisiologi untuk siswa peraat Edisi 2. Buku Kedokteran, EGC : Jakarta

0 komentar:

Post a Comment